Selasa, 27 November 2012
Senin, 26 November 2012
sebuah catatan kecil memperingati HARI GURU INDONESIA
peringatan hari guru yang jatuh pada tanggal 25 november dengan thema "memacu profesionalisme guru melalui peningkatan kompetensi dan penegakan kode etik".buat saya meninggalkan catatan kecil yang harus di renungi, karena sebagai sebuah profesi, guru telah mendapat pengakuan dari pemerintah akan kinerja profesionalnya (meskipun baru sebatas satu kali gaji perbulan). namun ini semua patut disyukuri karena menurut cerita yang saya dengar jaman dahulu profesi guru merupakan profesi yang patut di jauhi, bahkan ada anekdot di daerah saya kalau ada anak gadis yang suka membantah perintah ibu dan bapaknya akan di takut-takuti atau di ancam akan dikawinkan dengan seorang guru. hal ini kontan saja membuat takut setengah mati para remaja puteri didaerah saya karena mereka tahu bahwa pendapatan guru waktu itu sama dengan upah harian pegawai lepas di sebuah pasar atau terminal.
sekarang keadaan sudah membaik, dengan adanya program sertifikasi ini banyak rekan-rekan guru meneruskan studinya ke strata 2 dan dalam penyajian materi bahan ajar juga sudah banyak yang menggunakan laptop plus projektornya. hal ini patut di apresiasi bahwa keinginan untuk meningkatkan kualitas layanan pembelajaran bagi siswa harus terus di tingkatkan seiring dengan perbaikan kesejahteraan guru. dan satu hal yang juga yang tak kalah penting adalah di bidang disiplin, bagaiman guru di jadikan garda terdepan dalam pendidikan disiplin disekolah, guru menjadi character model siswa-siswinya tentang kedisiplinan. maka apa jadinya sebuah sekolah kalau guru-gurunya tidak mampu memberikan contoh kedisplinan bagi siswa-siswinya ? dan bukan suatu kebetulan bahwa guru-guru yang disiplin mendapatkan apresiasi lebih tinggi daripada guru-guru yang suka terlambat. seperti di sebuah sekolah di jakarta yang membuat on time award bagi guru-gurunya yang selalu disiplin waktu dan tegas dalam mengajarnya
sekarang keadaan sudah membaik, dengan adanya program sertifikasi ini banyak rekan-rekan guru meneruskan studinya ke strata 2 dan dalam penyajian materi bahan ajar juga sudah banyak yang menggunakan laptop plus projektornya. hal ini patut di apresiasi bahwa keinginan untuk meningkatkan kualitas layanan pembelajaran bagi siswa harus terus di tingkatkan seiring dengan perbaikan kesejahteraan guru. dan satu hal yang juga yang tak kalah penting adalah di bidang disiplin, bagaiman guru di jadikan garda terdepan dalam pendidikan disiplin disekolah, guru menjadi character model siswa-siswinya tentang kedisiplinan. maka apa jadinya sebuah sekolah kalau guru-gurunya tidak mampu memberikan contoh kedisplinan bagi siswa-siswinya ? dan bukan suatu kebetulan bahwa guru-guru yang disiplin mendapatkan apresiasi lebih tinggi daripada guru-guru yang suka terlambat. seperti di sebuah sekolah di jakarta yang membuat on time award bagi guru-gurunya yang selalu disiplin waktu dan tegas dalam mengajarnya
Label:
artikel
Quo vadis RSBI
semenjak menunculannya program RSBI menuai banyak protes dari kalangan pemerhati pendidikan, karena RSBI dianggap melakukan diskrimansi hak peserta didik dalam memperolah pelayanan pendidikan terbaik. RSBI di pandang sebagai kasta nisasi dalam struktur layanan pendidikan terhadap masyarakat. betapa tidak untuk masuk pada sekolah yang berstandar RSBI banyak uang yang harus di keluarkan, bahkan angkanya ada yang menyentuh angka puluhan juta rupiah, memang ada alokasi kuota buat anak tidak mampu tetapi itupun sangat kecil dibawah 10 %.
dalam sebuah program studi banding (upaya menjalin kerja sama antar sekolah indonesia dan jepang) program RSBI ini mendapat kritik tajam dari para komunitas pendidik di jepang, bahkan mereka lebih lanjut mengatakan bahwa program RSBI ini tidak mempunyai arah yang jelas sebagai salah satu program peningkatan mutu pendidikan. menurut mereka pendidikan bukanlah barang elitis yang membuat keterjangkauan terhadap pendidikan berlangsung tidak seimbang, maksudnya adalah ketika pendidikan di buat tidak seimbang/ ada masyarakat yang mampu memperoleh pelayanan RSBI ada yang tidak mampu diakerenakan aturan yang dibuat tidak berkeadilan ini justru menjadi bumerang buat pendidikan itu sendiri. pendidikan seharusnya mengajarkan azas kesamaan hak serta memberikan akses sama terhadap semua masyarakat. di jepang dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, bukanlah membuat standarisasi sesuai dengan negara lain tetapi bagaimana melengkapi fasilitas pendidikan secara sama diseluruh negeri agar siswa mendapt pelayanan yang sama.
beberapa tahun lalu pemerintah memang pernah mengutarakan kegundahanya dengan banyaknya siswa indonesia berduit melanjutkan pendidikannya ke luar negeri, dan salah satu unsur pendoron dari pendirian RSBI menurut saya adalah menjaring siswa mampu untuk tetap bersekolah di indonesia dengan biaya yang sama seperti di luar negeri.
dalam sebuah program studi banding (upaya menjalin kerja sama antar sekolah indonesia dan jepang) program RSBI ini mendapat kritik tajam dari para komunitas pendidik di jepang, bahkan mereka lebih lanjut mengatakan bahwa program RSBI ini tidak mempunyai arah yang jelas sebagai salah satu program peningkatan mutu pendidikan. menurut mereka pendidikan bukanlah barang elitis yang membuat keterjangkauan terhadap pendidikan berlangsung tidak seimbang, maksudnya adalah ketika pendidikan di buat tidak seimbang/ ada masyarakat yang mampu memperoleh pelayanan RSBI ada yang tidak mampu diakerenakan aturan yang dibuat tidak berkeadilan ini justru menjadi bumerang buat pendidikan itu sendiri. pendidikan seharusnya mengajarkan azas kesamaan hak serta memberikan akses sama terhadap semua masyarakat. di jepang dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, bukanlah membuat standarisasi sesuai dengan negara lain tetapi bagaimana melengkapi fasilitas pendidikan secara sama diseluruh negeri agar siswa mendapt pelayanan yang sama.
beberapa tahun lalu pemerintah memang pernah mengutarakan kegundahanya dengan banyaknya siswa indonesia berduit melanjutkan pendidikannya ke luar negeri, dan salah satu unsur pendoron dari pendirian RSBI menurut saya adalah menjaring siswa mampu untuk tetap bersekolah di indonesia dengan biaya yang sama seperti di luar negeri.
Langganan:
Postingan (Atom)