Pages

Jumat, 14 Desember 2012

Dangerous School

Terus terang ketika membaca sebuah buku yang berjudul Dangerous School, dari judulnya saja sudah memancing rasa keingin tahuan, rasa penasaran saya mengapa Irwin A. Hyman dan Pamela Snook mengambil judul seperti diatas. Ternyata buku tersebut merupakan perjalanan kisah mereka selama 30 tahun menjadi School Psychologist yang sering melihat dan mengalami bagaimana keadaan sekolah beserta dinamika didalamnya.

Mereka melihat bagaimana sikap dan perlakuan guru sering salah dan kurang tepat dalam menangani siswanya, seperti misalkan penghukuman fisik kepada siswa ternyata dapat mengakibatkan post traumatic stress disorder dan bahkan gngguan masalah emosional bagi siswa yang mengalaminya. Bahkan dalam beberapa kasus terjadinya komplain dari orang tua murid terhadap guru ybs atau sekolah secara institusional. Hal ini baru-baru ini terjadi di jawa barat bagaimana orang tua yang tidak terima anaknya di potong rambutnya yang gondrong balik memotong rambut guru yang memotong rambut anaknya bersama teman-temanya, kemudian di jawa timur bagaimana seorang guru perempuan di tampar dan di ancam dengan senjata api oleh orang tua murid gara-gara si guru menempeleng si anak karena anak tersebut sudah berperilau diluar batas.

Dalam bukunya dijelaskan bagaiman sifat dan perilaku guru juga sering salah dengan melakukan kesalahan non fisik ada beberapa hal yang sering dilakukan guru seperti :
  1. Dalam mendisiplinkan siswa siswa guru kadang melakukan ancaman-ancaman atau intimidasi dengan harapan si anak akan berubah
  2. Rendahnya kedekatan humanis antara guru dan siswa sehingga membuat siswa tidak mengalami kedekatan secara emosional dengan gurunya. Maka tak heran apa ssaja yang gurunya berikan dan nasehatkan tidak pernah di dengar oleh siswanya. Hal ini sering kali menimpa para guru yang hanya datang ke sekolah mengajar dan merasa tugasnya cukup dengan mengajar, tipe guru yang merasa tugasnya terbatasi hanya pada jam mengajar mereka. padahal seorang guru dituntut lebih dari itu
  3. Sekolah tidak mampu menyediakan fasilitas dan sarana siswa mengembangkan hobby dan pengembangan kepribadian positif. Seperti diketahui bagaimana manfaat ekstra kurikuler olahraga dalam menyalurkan sifat agresif dan kompetitif siswa disekolah, dan dalam kegiatan olah raga siswa diajarkan nilai-nilai dan rasa sportivitas yang tinggi sehingga anak akan secara tidak sadar menginternalisasikan nilai sportivitas, fairness dan rasa kepercayaan dirrinya dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Sikap guru yang otoriter akan membunuh sikap keberanian dalam pengambilan keputusan serta kreativitas dalam menghadapi situasi ternentu pada siswa. 
  5. guru dengan secara sadar mengucapkan kata-kata hinaan, ejekan atau pencemaran nama baik siswa sehingga si anak akan merasa tidak nyaman atau malu atas perkataan si guru
  6. Guru kadang tidak mensikapi serius ketika ada fenomena bullying disekolahnya. karena hal itu dipandang sebagai kenakalan biasa. maka tidak aneh ketika bullying ini kian hari kian menjadi-jadi terjadi buka hanya disekolah swasta tetapi juga terjadi deskolah negeri favorit, dan anak-anak yang hasil didikan bulying ini menjadi pelaku utama dala beberapa tawuran yang memakan korban jiwa
  7. dalam penyelesaian masalah disekolah, guru kadang suka mengkambinghitamkan beberapa siswa yang sering di anggap biang kerok, ini kalau berjalan terus menerus kana membuat kepercayaan diri si anak bermasalah akan hilang dan dia akan merasa dirinya adalah biang kerok dan dia akan eksis dan nyaman dengan predikat tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar