Pages

Jumat, 21 Desember 2012

Hari Ibu 2012

Beberapa topik di FB banyak yang berceloteh tentang hari ibu, membuat aku sejenak merenung mengingat ngingat waktu lampau ketika MAMAH, sebutan ku memanggil ibuku tersayang. beliau adalah sosok yang berani dan menyayangi anak-anaknya". Namun sayang kebersamaan kami terhenti tahun 1997 ketika beilau meninggalkan kami untuk selamanya. Mamah adalah sosok yang selalu mengingatkan aku untuk terus menjadi yang terbaik, dan mengejar segala mimpi-mimpiku. Dia adalah sosok yang paling dekat denganku, dan dia tahu apa yang aku rasakan sehingga kadang ketika aku ada masalah atau sakitadia gak usah bertanya apakah kamu sakit atau apa karena dia akan memanggilku dan kemudian bertanya."ada apa ?". Mamah akan tahu  jika aku habis berkelahi atau tidak dari gerak-geriku pulang ke rumah. maklumlah waktu kecil, aku sering berkelahi, dan mamah adalah orang yang sering kali hadir ke sekolah ketika aku melakukan perilaku kurang terpuji disekolah. 

suatu hari Mamah pernah menawarkanku untuk belajar seni beladiri, bagus untuk anak laki-laki katanya. dan ini kemudian membawa efek positif bagiku karena semenjak itu hobi berkelahiku perlahan hilang, dukungan dan suport selalu mamah berikan untuku membuatku yakin dan percaya diri. kehadiran mamah membuat figur seorang ayah menjadi kurang bermakna bagiku, mungkin karena mamah telah memberikan segalanya bagiku. jadi bisa dibayangkan ketika dia meninggalkanku untuk selamanya, ada perasaan kehilangan dari jiwaku yang sangat dalam...

dipusara mamah, aku berjanji untuk meneruskan dan mewujudkan keinginan mamah. aku masih ingat beberapa bulan setelah mamah meninggal indeks prestasi kuliahku meningkat drastis hingga mencapai 3.9 sampai 4.0, dan ini membuat heran beberapa temanku mengapa nilai ujianku mendadak melonjak drastis dari awal biasa-biasa saja menjadi luar biasa. 

kini sudah 15 tahun mamah meninggalkan kami untuk selamanya, namun spirit dan cita-citanya masih ku genggam kuat dan erat....satu janjiku sudah kutepati, untuk menjadi pendidik seperti mamahku tersayang. padahal awalnya aku sudah berkarir sebagai banker di sebuah bank swasta terkenal di indonesia. namun dorongan untuk meneruskan perjuangan mamahku lebih kuat sehingga aku meninggalkan karir di bank untuk menjadi tenaga pendidik (sebuah profesi yang dulu mamah lakukan).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar