Pages

Sabtu, 01 Maret 2014

Manajemen Kelas

Ada pepatah yang mengatakan guru adalah seorang  manajer, dia adalah seorang manajer dikelas yang harus mampu mengatur dan mengintegrasikan berbagai komponen didalam kelas demi tercapainya tujuan pembelajaran. Beberapa kasus ditemukan guru yang merasa terbebani ketika mengajar karena dirasakan siswa dikelas selalu ribut dan sukar diatur. Walaupun berbagai upaya telah dilakukan oleh si guru kelas masih tetap ribut dan bahkan ada beberapa siswa tertidur selama pembelajaran berlangsung. perasaan  frustasi  ini akan berdampak kurang baik jika dalam waktu yang lama si guru belum bisa mencari jawaban tentang tehnik atau cara mengelola kelas dengan baik, karana ketidakmampuanya dalam mengelola kelas dalam jangka waktu lama akan berpengaruh terhadap performa dan cara dia mengajar . guru akan cepat terpancing emosinya dan cuek dengan keadaan sekeliling lingkungan belajar. Guru kadang terpancing menggunakan cara punitif dalam mengelola kelas agar tertib dan tidak ribut, berbagai ucapan dengan nada tinggi kadang disertai ancaman dilontarkan kepada siswa agar siswa bisa berhenti membuat keributan didalam kelas atau siswa mau memperhatikan selama si guru sedang menerangkan.
Sehingga pada akhirnya suasana belajar mencekam karena pembelajaran tidak berlangsung dengan nyaman baik oleh siswa juga oleh si guru. Interaksi selama proses pembelajaran ujung ujungnya bersifat basa basi saja karena si guru pada akhirnya merasa dia masuk kelas tersebut hanya menunaikan tugas mengajar saja (tidak adanya perasaan passion mendalam dalam mengajar) hal sama juga terjadi pada siswanya, mereka hanya duduk mencatat dan diam selama pembelajaran dengan pikiran yang berkelana entah kemana.
Inilah fenomena yang sering terjadi terutama ketika kita sebagai guru mengajar dikelas yang banyak siswa siwanya relatif bermasalah, bermasalah disini dalam arti ada siswa yang semangat belajar mengalami penurunan karena berbagai sebab seperti perasaan tertinggal jauh dengan rekan rekan lainnya, sering kali dicela oleh guru atas ketidak mampuannya dalam mengikuti pelajaran (seperti ejekan ejekan bahwa siswa tersebut tidak bakalan naik atau sebaiknya pindah sekolah saja), atau si siswa mengalami masalah yang kompleks di keluarganya karena perceraian orang tua atau peristiwa lain yang mengganggu si siswa tersebut. Atau bahkan si anak mengalami gangguan psikologis emosional atau mental  seperti autisme, ADHD (attention deficit hyperactive disorder), Dyslexia, Dysprexia, Discalculia dll. Bisa dibayangkan bagaimana sulitnya seorang guru sekolah umum harus mengajar anak anak tersebut. Untuk kasus seperti diatas sekolah sebaiknya segera bekerjasama dengan orangtuas siswa agar dipindahkan sekolah yang lebih sesuai seperti sekolah luar biasa (SLB).
Maka untuk itulah seorang guru ketika memasuki kelas sebaiknya mempersiapkan diri dengan melakukan pentahapan pentahapan dahulu  tidak langsung memberikan materi. Hal yang bisa dilakukan oleh seorang guru adalah Seperti menyapa siswanya sambil mencoba mendalami peristiwa yang terjadi hari itu. Layangkan pandangan kita ke seluruh kelas, dan sambil coba menemukan sesuatu untuk di eksplorasi. Jika ada siswa yang murung hari itu ajak mereka komunikasi dan cari tahu mengapa mereka terlihat murung hari itu, jika terlihat ada siswa  yag mengantuk juga ajak komunikasi dan cari tahu jam berapa mereka tidur tadi malam, kemudian tanyakan juga tentang kewajiban mereka belajar apakah sudah mereka tunaikan. Lakukan semua itu dengan tulus sehingga akan terjalin interkasi positif sebelum pembelajaran berlangsung antara guru dan siswa.
Setelah itu kita bisa menyampaikan materi belajar sesuai dengan rencana semula. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan materi seperti pertama dalam menerangkan materi atau konsep, berikanlah secara perlahan dan bertahap. Karena siswa lebih mudah menerima materi atau konsep yang diberikan secara bertahap dari yang mudah dan meningkat ke materi dan konsep yang sulit, atau dalam menerangkan sebuah materi mulai jelaskan mulai dari sesuatu yang konkret lalu kemudian secara perlahan bergeser kearah yang bersifat abstrak. Serta usahakan dalam pemberian materi dilakukan secara berurutan tidak acak atau bahkan meloncat loncat karena semua itu akan membingungkan si siswa itu sendiri Karena dengan begitu materi pembelajaran yang diberikan oleh guru akan dengan mudah dicerna oleh siswa. Ketika siswa mampu mengikuti materi pembelajaran maka akan timbul kepercayaan bukan hanya pada dirinya sebagai pelaku pembelajaran tetapi juga kepercayaan kepada si pengajar atau si guru, karena si anak merasa guru mampu memberikan tuntunan dan bimbingan yang benar kepadanya, dari awalnya dia tidak bisa menjadi bisa. Dari awalnya dia tidak tahu menjadi tahu.
Yang kedua sebaiknya siswa juga dilibatkan dalam pengaturan dan pendekorasian kelas. Ajak mereka mendesain kelas, tentang pengaturan rak buku, tempat penyimpanan hasil lembar kerja, dan pengaturan rak sepatu. Dengan begitu ada keterlibatan secara emosional antara siswa dan kelasnya, mereka bersusah payah mendesain kelas, mebersihkan kelas tentunya berusaha tidak akan mengotori kelasnya.  Desain kelas yang unik dan mencerminkan kepribadian penghuninya akan menjadi kebanggan buat siswa, apalagi guru jangan pelit dalam memberikan pujian atau reward kepad kelas yang berhasil menjaga kebersiahan kelasnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar