Pages

Jumat, 23 November 2012

belajar kesederhanaan


suatu hari aku melewati sebuah jalan di bandung yang bernama jalan bakung, teringat lyric lagu GOD BLESS yang berjudul RUMAH KITA sedikit mengulas tentang bunga bakung. lagu tersebut mengajarkan kita untuk bangga dan mau menerima keadaan diri kita dan apa yang kita punyai apa adanya. tidak perlu sedih kalau hari ini kita tidak bisa seperti orang lain yang mampu hidup bermewah-mewah dan bergelimang fasilitas, kita masih bisa bahagia dengan rumah beratap alang-alang dan berpagarkan bunga bakung...
hanya jaman sekarang pesan kuat yang ada dilagu tersebut mungkin hanya jadi dongeng tidur saja buat anak-anak kita, karena begitu dahsyatnya pengaruh globalisasi dan kapitalisme yang membuat para anak muda hidup seperti di alam mimpi. hidup maunya ingin mudah, kesuksesan maunya ingin diperoleh dengan cepat.....dorongan budaya hedonisme alias pemujaan terhadap kenikmatan duniawi semaikn kental saja mempengaruhi anak muda jaman sekarang. syahwat untuk selalu tampil uptodate dan modis selalu menggelayuti fikiran anak-anak kita sekarang ini, blackberry sekarang telah menjadi simbol status baru buat kalangan anak muda walaupun smartphone blackberry mereka yang harganya ada yang mencapai 4-5 juta rupiah hanya mereka gunakan cuma untuk SMS dan telf saja, atau paling banter buat BBM-an.
dulu guru SD saya pernah bercerita akan konsep negara indonesia yang agraris alias dari nenek moyang kita mereka adalah bangsa petani, suka bekerja keras dan gotong royong serta santun dan ramah...namun itu semua cuman mimpi saja sekarang ini, banyak anak muda dari desa pergi ke kota mencar mimpi-mimpinya dan menggapai kehidupan yang didambanya. sawah-kebun di biarkan terlantar, sapi dan kerbau sudah lama dijual untuk membeli YAMAHA VIXION dan SUZUKI F150 yang di desaku masih menjadi simbol machoisme para remaja dikampungku. mereka lebih bangga menjadi buruh dikota dengan upah UMR dibawah rata2 kehidupan layak daripada harus bekerja di sawah dan ladang bermadi lumpur dan matahari.
pagi ini aku membaca koran harga daging sapi naik, konon karena jumlah sapi di indonesia sudah jauh berkurang, sementara katup penyelamatnya yaitu melakukan IMPOR SAPI dari australia tidak bisa dilaksanakan karena negara ini sedang di hukum atas tindakan tidak berperikehewanan atas sapi-sapi impor asal australia di tempat jagal-jagal sapi diseantero indonesia,  bulan yang lalu aku membaca koran tentang kanaikan harga kedelai karena faktor kekeringan dahsyat yang melanca negeri importir disana. kenapa bangsa ini menjadi sangat tergantung atas pasokan bangsa lain ???
aku merasa bangsa ini semakin terasing atas identitas dirinya sendiri, larut dalam irama kehidupan yang sebenarnya tidak mereka pahami....
disinilah peran PENDIDIKAN menjadi sangat penting, untuk membentuk karakter manusia-manusia indonesia yang sejati bukan menciptakan PENDIDIKAN yang teralienasi/terasing dari realitas kehidupan sesungguhnya. pendidikan di indonesia seharunya mengajarkan rasa hormat, kerendahan hati, kejujuran dan kesabaran bukan mengajarkan karakter agresif, mudah marah dan tidak sabaran. pendidikan di indonesia harusnya mengajarka kejernihan berfikir, kelenturan bersikap dan ketahanan dan keteguhan jiwa bukan malah menciptakan sikap-sikap pragmatis. tanpa toleransi dan rapuh....
mungkin esok atau lusa, ketika kita bangun tidur dipagi hari, berdiri didepan cermin....kita mungkin tidka akan mengenali wajah kita sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar